Soal Khilafah Lagi?

Pada 2006 lalu, Mikhail Yuriev, penulis novel berjudul "The Third Empire" meramalkan akan ada lima besar wilayah berdasarkan peradaban, pada 2020. Meski sekarang sudah 2023, namun novel keluaran 2006 itu memang bikin banyak mata jurnalis seolah terbelalak karena fakta yang ada. Adapun kelimanya adalah:


1. Rusia. Menurut Yuryev, Rusia akan menguasai benua Eropa.

2. Federasi Amerika, akan menggabungkan Amerika Utara dan Selatan. 

3. Konfederasi India.

4. Cina. Menurut ramalannya, Cina yang akan mendominasi Asia. 

5. Khilafah Islam yang meliputi seluruh Afrika, Semenanjung Arab, Asia Tengah dan Selatan, dan Indonesia.


Jurnalis The Atlantic, Dina Khapaeva, kini cukup tercengang dengan isi novel Mikhail Yuriev tersebut. Dia pun membahasnya tersendiri dalam artikel-artikelnya, sejak pertengahan 2022 lalu. Namun simpan dulu keheranan Khapaeva atas kenyataan di perang Ukraina-Rusia yang masih berlangsung hingga saat ini, yang 'jalan ceritanya' ternyata seiring dengan novel Yuriev tersebut. Kita fokus pada ramalan nomor 5 yakni tentang khilafah Islam, yang ada Indonesia di situ.


The Third Empire (http://www.concatenation.org/) yang meramalkan 2053 akan meletus perang dunia.


Khilafah adalah kata yang kini sering diperbicangkan berbagai kalangan, bahkan menjadi momok di saat ini. Istilah ini sering disambungkan di depan nama-nama sahabat Nabi yang sangat dicintai umat, semisal Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar, Khalifah Utsman, dan Khalifah Ali. Khalifah adalah sebutan bagi pemimpin dalam Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslim di dunia, untuk menegakkan syariat Islam dan mengemban dakwah ke segenap penjuru dunia.


Harian Waspada pada 13 Mei 2013, memuat pernyataan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), berkaitan dengan Muktamar Khilafah (MK) 2013 bertajuk “Perubahan Besar Dunia menuju Khilafah”. Di sepanjang bulan Mei-Juni 2013, bertepatan dengan bulan Jumadil Akhir-Rajab 1434 H, HTI menyelenggarakan MK di 31 kota di seluruh Indonesia.


"Hanya perubahan yang benar saja yang akan membawa kita kepada kebaikan, keadilan, kedamaian, kesejahteraan, dan keridhoan Allah SWT." - begitulah tema yang ingin diangkat MK HTI. Melalui MK itu, HTI ingin menunjukkan arah perubahan yang semestinya adalah menuju tegaknya khilafah. Di Sumatera Utara, MK akan diadakan di Stadion Teladan Medan, 26 Mei 2013.


Dalam pernyataan tersebut, Will Durant (The Story of Civilization) yang secara jujur mengakui kehebatan Khilafah Islam dalam menciptakan peradaban emas lengkap dengan kemakmuran, kesejahteraan, keamanan, pelayanan pendidikan dan kesehatan, kemajuan ilmu pengetahuan dan industri, dan lain sebagainya. 


Ada dua hal penting berkaitan dengan tulisan tersebut yang digambarkan di sini. Pertama, pernyataan itu datang dari intelektual non-muslim yang jujur melihat sejarah emas peradaban Islam, utamanya dalam menciptakan kesejahteraan yang luar biasa, yang menjangkau wilayah kekuasan khilafah yang amat luas dan berlangsung selama berabad-abad. Kedua, Will Durant jelas menyebut para khalifah, yang tidak lain Kepala Pemerintahan Islam, yakni khilafah.


Pernyataannya ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa ia tidak sedang berbicara tentang keagungan peradaban Islam, termasuk dalam menciptakan kesejahteraan bagi umat manusia sebagai sesuatu yang berdiri sendiri. Tetapi dalam konteks yang tidak lepas dari institusi pemerintahan yang menjadi penyangganya, yakni khilafah. Tentu Durant dan Yuriev tidak hanya berbicara tentang peradaban emas Islam masa khilafah, khususnya dalam penciptaan kesejahteraan umat manusia, dari sisi historisnya belaka. 


Kalaupun secuil gambaran masa lalu peradaban Islam yang cemerlang sengaja ditampilkan, itu tidak lain sebagai bentuk restrospeksi sekaligus instrospeksi, yang tentu amat diperlukan oleh kaum muslim saat ini. Dengan itu, kaum muslim secara sadar dan jujur akan mampu melihat kembali kebesaran peradaban Islam masa lalu, sekaligus potensinya untuk kembali hadir pada masa depan untuk yang kedua kalinya. 


Karenanya selain merestrospeksi keagungan peradaban Islam masa lalu -khususnya dalam menciptakan kesejahteraan umat manusia, yang semua itu berlangsung pada zaman Kekhilafahan Islam yang amat panjang, tulisan ini lebih dimaksudkan sebagai upaya untuk memproyeksi sekaligus merekontruksi kembali masa depan perabadan Islam di tengah hegemoni perabadan barat sekuler saat ini, yang sesungguhnya mulai tampak kerapuhannya.


Penulis lain, Bernard Lewis (What Went Wrong) menyatakan, "Khilafah Islam merupakan kekuatan militer terbesar dan kekuatan ekonominya terdepan di dunia. Khilafah telah mencapai tingkat tertinggi dalam sejarah manusia terutama dalam seni dan ilmu pengetahuan." 


Pengakuan mereka sebetulnya wajar belaka. Pasalnya, siapapun yang obyektif melihat sejarah Islam pasti juga bakal melontarkan hal serupa.


Bukanlah perkara mustahil jika umat Islam hari ini bisa mengulang kembali masa lalunya yang gemilang dalam menciptakan kesejahteraannya dalam berbagi bidang. Tak peduli khilafah saat ini dipersepsikan sebagai monster di mata dunia. Pihak Barat pun memprediksi kemungkinan berdirinya khilafah dalam waktu dekat. Pada 29 Februari 2012, seorang mantan pejabat CIA, Robert Baer, mengungkapkan tanda-tanda munculnya Khilafah Islam telah kembali. 

 

Tapi satu hal yang pasti, kembalinya kejayaan Islam adalah hal yang pasti. Nabi Muhammad SAW dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, bersabda, “…Selanjutnya akan datang masa Khilafah yang berjalan di atas kenabian.” Setelah itu Nabi diam. Dan umat Islam akan berkuasa telah dijanjikan oleh Allah (Q.S. An-Nur:55). 





Comments

Popular Posts