Bangga Menjadi Keluarga Besar IPB University
Jangankan dari luar daerah, para calon mahasiswa yang dari Bogor sekalipun, akan bangga bila diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) nomor satu di Indonesia ini. Apalagi ketika kita tarik mundur ke masa 24 tahun yang lalu. Siapapun para calon mahasiswa yang mendengar kabar bahwa dirinya diterima di IPB University, pasti senang sekali.
Karena IPB University merupakan salah satu dari lima besar PTN terbaik di Indonesia yang tak semua siswa dan siswi bisa lolos menembus rangkaian proses masuknya. Terlebih mereka yang berasal dari daerah luar Pulau Jawa, terpencil pula. Berita gembira tersebut menjadi pembakar semangat, sehingga upaya tempuh dari tempat asal mereka ke Bogor, walau bagaimana pun, pasti akan dilalui.
Salah satunya adalah Dr Beginer Subhan, Dosen IPB University, yang berasal dari sebuah tempat terpencil di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) yaitu Pulau Bunyu. Hal ini ia ceritakan dalam "Zona NineSeven" yang digelar beberapa waktu di Instagram live.
Ada tiga alumni IPB University yang hadir dalam acara ini. Mereka adalah Dr Beginer Subhan, Ika Dwininta Sofa dan Angiola Harry. Ketiga alumni tersebut merupakan mahasiswa IPB University angkatan 34 atau yang diterima menjadi mahasiswa IPB University tahun 1997. Pada hakikatnya, mereka bertiga merasa bangga dan terhormat menjadi bagian dari keluarga besar IPB University.
"Kami dari Pulau Bunyu, untuk mencapai Bogor harus lewat udara atau laut. Kalau lewat udara, dari Pulau Bunyu kita ke Tarakan dulu. Dari Tarakan terbang ke Balikpapan. Dari Balikpapan lanjut lagi terbang ke Surabaya. Dari Surabaya ke Jakarta, dan dari Jakarta ke Bogor. Kalau lewat laut, dari Tarakan tergantung kapalnya mau lewat mana. Bisa saja tak langsung ke Balikpapan, alias mereka menempuh rute ke Toli-Toli, Sulawesi Utara kemudian ke Gorontalo dan seterusnya. Makin lama lagi," ungkap Dr Beginer, Pakar Diving dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University ini.
Meski menghadapi tantangan yang berat demi kuliah, diterima di IPB University di jurusan Ilmu dan Teknologi Kelautan adalah suatu kehormatan. "Dan saya adalah siswa angkatan pertama perwakilan dari sekolah saya di Pulau Bunyu, yang lolos masuk IPB University," ucapnya penuh kebanggaan.
Serupa dengan Dr Beginer, ada juga Ika Dwininta Sofa dari jurusan Agribisnis yang berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah. Ika, panggilan akrabnya, mengaku sangat bangga bisa diterima di IPB University, apalagi jurusan yang dia pilih adalah salah satu jurusan favorit. Namun walau berangkat dengan rasa gembira dari daerahnya ke IPB University, tetap saja Ika juga harus berjuang menghadapi tantangan tersendiri.
Memang bukan tantangan upaya tempuh dari Pekalongan ke Bogor, melainkan dari culture shock saat mulai menjalani hidup di Bogor. "Iya, saya harus membiasakan diri dengan cara hidup orang Sunda terutama membiasakan makan pecel lele," ujarnya sambil berseloroh. Tapi dengan bertemunya teman-teman sesama daerahnya di Bogor, Ika pun mulai bisa sedikit demi sedikit untuk open mind, dan akhirnya terbiasa.
Tak hanya yang dari daerah, ada juga yang dari Jakarta tapi cukup terkejut dengan IPB University saat itu. Salah satu alumni IPB University dari jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan, FPIK, Angiola Harry ternyata heran dengan kondisi iklim di Dramaga. "Karena bayangan saya, Bogor itu iklimnya mirip dengan Puncak, Cianjur. Tapi ternyata tidak.
Sponsored by