Misteri Kampus IPB, Suara dari Belakang
Ini kenapa sih, kok jadi banyak kisah menyeramkan di website IPB 97 Kr34tif makin kesini? Jadi bukan tanpa sebab, tapi karena penulis banyak menerima kotak masuk cerita-cerita menarik, dengan sudut pandang yang tak biasa dari kawan-kawan kita alumni Angkatan 34 IPB Universty. Buat admin, mereka justru senang bila website kami isinya gado-gado. Karena namanya manusia, butuh juga sudut pandang lain di luar aktivitasnya sehari-hari yang sudah bikin penat. Sekali-kali butuh hiburan ya nggak sih? Seperti kisah yang akan diceritakan dari kawasan Jl. Cidangiang ini.
Tapi sebelumnya, before we goes to the story, sebagai intro, alangkah baiknya bila kita semua alumnus IPB University ikut mendukung penguatan usaha sektor riil Indonesia. Karena di negara ini, seluruh sektor yang ada, baik jasa, perdagangan, teknologi, hingga politik dan keamanan sekalipun, tak akan bisa lepas dari sektor riil. Kesemuanya saling bahu membahu mendukung kemajuan sektor riil Indonesia. Salah satu produk nyata dari sektor riil kita adalah UMKM. Maka mari kita galakkan belanja produk UMKM Indonesia, yang salah satunya banyak dijual di Dakara Mart, Bogor.
Baiklah, ini lagi-lagi intro sebelum menuju kisah nih, buat yang suka dengan cerita berlatarbelakang misteri, boleh langsung ke menu website-nya ya. Seperti gambar di bawah ini.
Nah sekarang, intro sudah selesai, kita langsung ke cerita. Kali ini, cerita yang tak biasa datang dari teman kita, Sister di salah satu alumnus AGB 34 yang pernah kost di Jl. Cidangiang. Menurut dia, waktu kuliah masuk ke semester dua, dia sudah sedikit beradaptasi Dengan lingkungan. "Sejujurnya gue orang yang sama sekali nggak sensitif dengan alam supranatural. Tapi selama di IPB, beberapa kali mengalami pengalaman yang bikin bulu kuduk berdiri," ungkap Sis AGB 34 ini.
Kalau menurut teman yang bisa “melihat” daerah sana di jaman itu, lanjut Sis, aura supranatural-nya kental banget. Terlebih si empu kost juga senang menyimpan barang-barang aneh di rumahnya. Seperti lukisan “Nyi Roro Kidul” lalu setiap malam Jumat sering tercium bau wewangian dupa. "Jadi waktu itu gue lagi belajar karena mau menghadapi quiz harian besok pagi. Gue belajar sampai sekitar jam 12 malam lewat. Entah malam apa, tapi bukan malam jumat," tuturnya.
Sedang serius belajar, suasana makin malam dirasa makin hening, sehingga pelajaran makin mudah masuk ke dalam otak untuk dipahami. Meja belajar si Sis ini, posisinya langsung berdampingan dengan jendela dan langsung menghadap ke luar jalan. Dan waktu itu, kamarnya memang sendiri di atas. Dan dalam satu kamar ada 2 orang. "Temen sekamar gue udah ngorok dari jam 21."
Cidangiang jaman itu, menurutnya masih sangat sepi. Kalau sekarang, hingga malam pun mungkin masih ramai. Nah, di tengah keheningan malam itu, suara apa pun jadi terdengar jelas. Suara serangga malam, hingga semilir angin yang melewati celah daun bahkan bisa terdengar. Awalnya yang si Sis ini dengar adalah suara lolongan anjing. "Panjang lolongannya, aaauuuuu.." jelasnya sambil seolah meniru si anjing.
Kemudian, tak lama mereka (si anjing) saling bersahutan. "Padahal rasanya nggak pernah kita lihat anjing daerah situ," pungkasnya. Tapi setelah itu, Ya Tuhan, di depan jendela kamar, kenapa ada terdengar suara perempuan dewasa menangis? "Sumpah jelas banget! Padahal nggak mungkin kalau ada perempuan masuk halaman, terus nangis di teras. Karena ada pagar besi yang di kunci," ungkap Sis AGB 34 itu. Kalau ada yang masuk, maka dia harus membuka pagar, dan pasti terdengar.
Sis pun jadi bergidik, dia tidak berani mencari tahu, apalagi sampai membuka jendela gorden. Karena tangisannya makin jelas, seiring bersahutan lolongan anjing yang panjang. Perasaan campur aduk terjadi terhadap si Sis. Antara ingin membuka gorden, tapi takut. Karena jendelanya saja sudah besar sekali, tingginya hampir seukuran pintu. "Jadi bayangan gue, gimana kalau begitu gue buka gorden, ternyata ada sosok yang bakalan langsung terlihat jelas dari atas sampai bawah?" ungkap Sis AGB 34 sambil memegang tengkuknya.
Akhirnya dia memuutuskan untuk tiarap di tempat tidur, membelakangi jendela. Dia sebenarnya sempat mencoba membangunkan teman sekamarnya itu. "Gue coba bangunin tapi nggak ada respon, ngga mau menyahut," kata Sis. Akhirnya terpaksa dia mencoba menghadapi ketakutan itu sendirian. Dan begitu dia sudah merebahkan diri, dengan posisi badan sengaja membelakangi jendela, tapi dengan jelas dia merasa, ada mahluk yang seperti mengikutinya. "Dan terasa ada hawa hangat orang bernafas di sekitar tengkuk," ungkapnya.
Dia pun mulai membaca-baca ayat Al Quran yang dia hafal di luar kepala. Tapi, OMG kenapa kondisinya makin menakutkan? Dalam upayanya mengusir rasa takut dengan membaca Kalamullah itu, yang terjadi malah semakin jelas suara yang misterius itu, bahkan bertambah unsurnya. "Ada suara kereta dengan kemerincing dan derap kuda," tukasnya. Sampai akhirnya, semua suara hilang ketika dia mencoba meyakinkan diri bahwa semua itu adalah ciptaanNya yang mungkin ingin juga hadir di kehidupan kita.
Meski begitu, walau suara-suara aneh itu sudah hilang, Sis masih meyakini bahwa mahluk yang berada tepat di belakang tubuhnya yang membelakangi jendela, belum kunjung menghilang. "Masih nggak yakin, itu mahluk yang di belakang gue, udah pergi apa belum," pungkasnya. Tapi akhirnya Sis bisa kembali tenang dan kemudian tertidur, setelah dia memastikan tidak ada lagi rasa hangat nafas di belakang tengkuknya.