Misteri Kampus IPB, Mimpi
Sekali lagi gaess, jangan anggap ini artikel HOAX ya. Anggap saja teman cerita perjalanan Anda. Eh tapi ngga disarankan juga sih baca sambil di dalam kendaraan, apalagi bus, bisa mabok. Oke, sekarang ada cerita lagi cukup satu artikel aja karena sebentar lagi penulisnya bakal ada Zoom meeting. Cerita ini datang dari saya sendiri, yang menulis artikel ini.
Ceritanya mungkin bukan tergolong cerita mahluk halus ya, tapi apa ya? Entah. Buat yang paham soal ini, mungkin boleh nulis di kolom komentar. Jadi yang aku alami adalah setahun setelah kelahiran anak sulungku. Anakku lahir pertengahan 2011 dan kejadian yang aku alami, aku ingat persis, pada malam tahun baru, 31 Desember 2011.
Foto milik BritishCouncil.org |
Selalu akhir tahun aku mengalami cerita tidak menyenangkan. Aku menikah di akhir 2006 atau 31 Desember 2006, dimana sebelumnya, ada kerabat di keluargaku yang bilang, "Sebaiknya jangan di tanggal pas akhir tahun itu, karena sepertinya aku merasa kurang sreg di hari itu." Namun karena dari keluarga kami merasa, semua persiapan sudah matang untuk hari itu, akhirnya pernikahan pun di jalankan. Dan betul saja, tepat pagi hari 1 Januari 2007 kudengar berita pesawat Adam Air hilang di kawasan Majene, Sulawesi.
Beberapa keluarga yang kebetulan bekerja sebagai ATF di Bandara Juanda Surabaya akhirnya tidak jadi datang ke pernikahanku karena urusan kecelakaan pesawat itu. "Bener toh, apa aku bilang. Ada yang tidak baik di hari pernikahanmu," ungkap kerabat itu. Karena gaess, menurut kepercayaan tradisi Jawa, ada yang kurang suka bila hari pernikahannya dibarengi dengan kejadian buruk atau bencana. Tapi buatku, ya apa boleh buat? Semua sudah ada yang Maha Mengatur.
Foto milik Achmad Siddik Toha (Kompasiana.com) |
Begitu pula saat 31 Desember 2011, aku kembali merasakan yang kurang menyenangkan, tapi kali ini dari mimpiku sendiri. Tahun baru 2012 aku sedang berlibur bersama di BSD Tangerang, tempat kakak ipar yang baru saja pindah rumah dan mengundang kami sekeluarga menginap di sana. Singkat cerita malamnya, aku tertidur lebih cepat dan bermimpi melihat gedung GWW ramai orang, dan keramaian itu hingga rektorat. Aku melihat di GWW banyak berkumpul orang-orang dengan pakaian seperti orang akan ke undangan pernikahan. Di mimpiku juga aku melihat mereka semua ke arah Gedung Rektorat.
Lalu setelah itu aku penasaran dan aku berjalan ke arah Gedung Rektorat. Dari kejauhan aku melihat ke arah Gedung Rektorat rupanya ada dua pengantin bocah, seperti pengantin sunat, yang sedang diusung naik kuda-kudaan kecil. Mereka berdua seperti sangat ceria dan saling bercanda satu sama lain. Begitu pula para pengunjungnya sangat senang melihat kedua bocah nan tampan itu. Tiba-tiba aku tersentak karena suara petasan di langit. Aku terbangun dan melihat jam di dinding, ternyata tepat jam 00.00 WIB yang menandakan malam itu telah berganti tahun.
Aku tertidur di kursi ruang tamu sejak pukul 22.00 WIB, di saat yang lain sedang duduk-duduk di pelataran rumah bagian depan, sambil membakar makanan. Usai terbangun dari mimpi, aku jadi teringat cerita mimpi ibuku dulu. Ibuku bercerita bahwa dia pernah bermimpi melihat adanya pesta kendurian (perayaan sesuatu). Yang dilihat ibuku adalah pesta besar di seberang rumahku.
Untuk diketahui, rumah seberang itu cukup besar. Dia adalah bangunan dua tingkat. Tampak di lantai dua rumah itu, ada balkon yang jadi tempat duduk-duduk penghuni kamar di lantai dua, dan menghadap ke jalan.
Dalam mimpinya, ibuku melihat pesta di rumah besar itu sangat ramai pendatang. Tak berselang berapa waktu, ibuku melihat dari lantai dua yang berbalkon itu, si nyonya pemilik rumah tiba-tiba membuka pintu kamar dan membawa banyak makanan kecil dan permen, kemudian dia lempar ke jalanan, untuk para tamu yang ada di bawah. Setelah dilempar ke jalan, berebutlah para tamu yang ada di lantai bawah mengambil makanan kecil.
Setelah mimpi itu, ternyata beberapa pekan kemudian, terjadi kabar duka, bahwa anak si pemilik rumah tewas kecelakaan lalu lintas. Rumah itu kemudian ramai pengunjung yang datang untuk mengucapkan belasungkawa. Pemandangan keramaiannya persis seperti yang terjadi dalam mimpi ibuku. Dan tak lama kemudian dari lantai dua (tempat kamar dengan balkon itu) ibu si anak yang meninggal itu tiba-tiba membuka kamar. Dengan tangisan histeris, dia membawa sejumlah tumpukan pakaian, yang tak lain adalah pakaian anaknya yang masih berusia remaja kelas 2 SMP.
Dia melemparkan baju-baju si anak yang meninggal itu seraya berteriak, "Mama tak sanggup melihat bajumu lagi Naak..!" Para tamu di lantai bawah, kemudian memungut pakaian itu dengan wajah prihatin. Kejadian itu persis seperti mimpinya.
Foto milik Klikdokter.com |
Dan aku akhirnya berharap semoga apa yang aku mimpikan bukan pertanda buruk di kampus IPB University kelak. Tapi apa daya upaya? Pada Mei 2012, atau menjelang setengah tahun setelah mimpiku di akhir 2011, aku mendengar kabar adanya satpam yang tewas ditembak begal, pada hari Jumat siang. Aku tak langsung menghubungkan kejadian itu dengan mimpiku. Tapi berselang beberapa pekan kemudian, aku ditunjukkan oleh seorang teman yang juga ikut dalam acara persemayaman almarhum para satpam, melalui foto-foto yang dia ambil.
Di foto itu aku seperti melihat mimpiku, yaitu GWW yang ramai orang dan keramaian itu hingga rektorat. Dia juga menunjukkan foto prosesi pemakaman dimana posisi peti mayat yang dibawa oleh keranda mayat itu persis seperti dua bocah yang sedang diusung naik kuda lumping. Tampak wajah-wajah sedih dari para hadirin di acara prosesi itu. Semua tergambar persis seperti mimpiku, namun yang berbeda hanya ekspresi wajahnya saja. Yang di mimpi ceria, kenyataanya semua bersedih.
Cerita Sebelumnya.
Keren
ReplyDelete