Tips Dezty Su untuk Foto Kue
Ada yang bilang, mengambil foto yang tersulit adalah pada wajah orang. Karena butuh teknik pencahayaan yang baik dan mengatur mimik muka si model. Tapi ada juga yang bilang fotojurnalistik, karena selain harus piawai teknik foto, juga harus paham makna peristiwa dan informasi di baliknya agar tidak kehilangan momentum.
Tapi ada juga yang bilang, yang tersulit adalah foto perspektif, karena salah perspektif bisa bikin foto kehilangan nilai jual. Apapun itu, yang pasti semua foto yang berkualitas tidak mungkin dihasilkan dengan cara mengambil gambar yang asal-asalan. Butuh pratinjau yang baik, eksekusi, hingga pengolahan yang juga memadai.
Contohnya dulu, saat teknologi foto masih menggunakan roll film. Para pencetak foto bahkan harus melakukan adjusting yang baik sebelum dinyatakan lolos ke ruang cetak, padahal foto yang siap dicetak adalah foto-foto dengan teknik pengambilan gambar yang profesional. Maka tak ada ruang bagi foto asal jepret, yang bisa tampil berwibawa di ruang publik apalagi ruang komersil.
Untuk foto makanan bagaimana? Apalagi yang ini. Walau secara sekilas hanya makanan yang difoto, dimana makanan adalah objek yang tidak akan protes, tidak akan lari ke sana sini sehingga tak akan tertinggal oleh moment, dan juga bisa difoto di mana saja, tapi justru hal tersebut yang wajib diperhatikan sebelum memotret makanan. Meremehkannya, bisa membuat nilai jual makanan yang difoto terjun bebas.
Lalu makanan apa yang paling sulit di foto? Dezty Su, fotografer kuliner profesional IPB 97 akan menjawabnya. "Makanan yang sederhana tidak bertopping, polosan (tidak banyak hiasan sana sini, red), tidak memiliki dimensi tinggi seperti Kue Ape ini (lihat gambar)," ungkapnya.
Saat memotret ini pun, Dezty Su butuh waktu sekitar 2 jam. "Karena harus beberapa kali ganti styling dan tiga kali ganti objek, lantaran terlanjur lembek dan letoy," pungkas Dezty. Di situlah kemudian fotografi kuliner juga kadang tidak bisa dilakukan sendirian. Butuh dukungan oran gkedua, ketiga, atau bahkan supporting person. "Untungnya abang Kue Ape-nya gercep (gerak cepat, red). Langsung bikinin lagi. Itu pun harus dicerewetin, 'Awas Bang, jangan gosong, awas Bang bentuknya harus bagus , awas Bang jangan sobek' dan seterusnya," tukasnya.
Dari memotret Kue Ape tersebut, Dezty memberi tips bahwa orang yang membuat kue harus di 'booking' dulu (diberi pengarahan). Dia juga harus standby di tempat pemotretan. "Kalau terlanjur letoy, ya masukin perut aja. Beres perkara."